Seperti Sumatera Utara yang berada di Utara pulau Sumatera, maka Sumatera Selatan berada di bagian selatan Sumatera. Palembang yang menjadi ibu kota Provinsi ini, merupakan wilayah yang terkenal sejak dulu. Hal ini terjadi karena wilayah ini pernah menjadi pusat perkembangan agama Buddha dan Hindu karena adanya Kerajaan Sriwijaya. Selain itu, Palembang memiliki lokasi strategis jalur perdagangan Asia. Bagaimana sejarah Sumatera Selatan, dan perkembangannya? Akan kita pelajari tentang Sumatera Selatan kali ini, karena inilah dia TENTANG INDONESIA.
Kerajaan Sriwijaya sebagai Pusat Agama
Kerajaan atau Kedatuan Sriwijaya adalah pusat paling penting atas berkembang luasnya agama Buddha di Nusantara. Hal ini terjadi pada abad ke-7 hingga abad ke-14. Bahkan tak hanya Nusantara, beberapa catatan menunjukkan bahwa Sriwijaya yang berada di Sumatera Selatan ini juga memberikan pengaruh besar untuk sebagian besar wilayah di Asia Tenggara. Sriwijaya juga merupakan kerajaan bersatu pertama yang berhasil menguasai sebagian besar Nusantara yang sekarang kita kenal dengan Indonesia. Palembang yang merupakan ibu kota Sriwijaya pun sangat diuntungkan dengan letak geografisnya. Hal ini bisa dilihat dari berkembangnya Pelabuhan yang menjadi tempat transit para pedagang Tiongkok, India, dan Timur Tengah. Agama Hindu dan Buddha yang sudah tersebar, mulai tergantikan dengan agama Islam, dimulai sejak abad ke-13.
Masuknya Belanda ke Sumatera Selatan
Belanda mulai memasuki Palembang pada Abad ke-17. Hal ini membuat Kesultanan Palembang yang diproklamirkan pada tahun 1659, mendapat pengaruh yang besar dari masuknya kolonial Belanda. Padahal Kesultanan Palembang sempat berdiri selama dua abad. Bahkan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Bahauddin (1776 – 1803), perekonomian Kesultanan meningkat tajam. Sultan Bahauddin memonopoli perdagangan yang membuat VOC kesal. Akibatnya, Kesultanan Palembang memasuki masa keemasan-nya. Bahkan sempat menguasai Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki tambang timah.
Akan tetapi, Perusahaan Hindia Timur Belanda mulai meningkatkan pengaruhnya dan membuat Kesultanan mulai kehilangan kekuasaannya. Sultan Mahmud Badaruddin II tidak mau bekerjasama dengan Belanda. Beliaru kemudian diasingkan ke wilayah Ternate dan istana Kesultanan Palembang dibakar hingga rata dengan tanah. Saat itu juga, pemerintahan Kolonial Belanda langsung didirikan dan Kesultanan Palembang dihapus oleh Belanda.
Kemerdekaan Sumatera Selatan
Jepang sempat menyerang Palembang dan menggeser kedudukan Belanda. Tiga tahun kemudian, setelah Jepang menyerah pada sekutu, Belanda kembali berusaha menguasai wilayah ini. Akan tetapi, karena Indonesia baru merdeka, rakyat melakukan perlawanan. Pada tahun 1950, Belanda bersih menarik diri dari wilayah ini. Kemudian pada bulan September masih di tahun yang sama, Provinsi Sumatera Selatan terbentuk dan terus berkembang hingga sekarang.
Tinggalkan Balasan